Rabu, 14 Oktober 2015

Nasihat; Syarat Teman Setia

Falsafah Hidup
Mutiara Falsafah Buya Hamka; Persahabatan.

Syarat-syarat teman setia sekurang-kurangnya sepuluh perkara:
  1. Tidak ada maksud yang tak jujur (udang di balik batu).
  2. Dia streng kepada kita pada waktunya, tidak mengambil-ambil muka, bersikap terus terang, bukan menyia-nyiakan perbuatam kita, padahal salah. Sanggup dia menyalahkan pekerjaan kita yang salah, walaupun pahit bagi kita menyalahkannya.
  3. Kalau perlu dia suka berkorban untuk kita pada waktunya, sebagaimana kesanggupan kita berkorban pada waktunya pula. Jangan hanya menerima saja, hendaklah sanggup pula memberi.
  4. Tahan harinya melihat perangai kita yang kerap kali berubah-ubah dan tabiat buruk yang ada pada diri tiap orang, sehinnga tifak segera dia naik darah melihat keburukan itu. Bahkan dia sabar. Kelak apabika datang angin baik, suka dia menunjukan kesalahan kita itu dengan laku yang patut.
  5. Dia terus terang kepada kita, tidak pernah membohong, walaupun dengan berdusta itu menurut pertimbangannya akan dapat memelihara hati kita.
  6. Dihormatinya rumah tangga kita, dimuliakannya kehormatan kita.
  7. Hendaklah lebih utama budinya dari kita, luas akalnya, mulai tujuannya. Sehingga dibawanya kita ke atas, bukan dijatuhkannya ke bawah.
  8. Kalau perlu, dia sanggup mengorbankan apa yang perlu dan mahal buat kita.
  9. Dipersetujukannya jalan pikirannya dengan jalan pikiran kita.
  10. Rahasia kiya disimpannya, tidak diumpat digunjingnya di belakang kita. Zahir dan batinnya sama rata di dalam perkara-perkara yang berhubungan dengan kita.

Nasihat Umar bin Khathab; Persahabatan

Maksud persahabatan bukanlah hendak berkumpul-kumpul dan bercengkerama saja, untuk berenak-enak makan dan berpuas-puas minum. Bukan supaya berganti-ganti membayar makanan di kedai kopi. Kalau hanya demikian sifat persahabatan, maka tukang-tukang copet, pencuri, dan pembongkar kepunyaan orang lain pun, bukan main erat persahabatannya. Maksud persahabatan ialah untuk sama-sama memperluas tujuan hidup, mendekatkan di antara satu jiwa dengan jiwa yang lain, yang telah terdapat kecocokan di dalam satu perkara, sehingga dapat didamaikan di dalam perkara yang lain.
-Buya Hamka, [Persahabatan, Falsafah Hidup: 383].

Sayidina umar bin khathab telah memberi beberapa petaruh untuk meneguhkan persahabatan:
  1. Kalau dia berbuat suatu kesalahan kepadamu dengan jalan mendurhakai Allah, balaslah dengan jalan taat kepada Allah. 
  2. Letakanlah pekerjaan kawan itu di persangkaan baik sampai datang bukti yang cukup atas yang sebenarnya. 
  3. Jangan lekas menyangka salah terhadap perkataan seseorang padahal masih ada jalan lain untuk  membawanya kepada arti yang baik. 
  4. Siapakah yang tegak di tempat tuduhan, jangan marah jika orang bersangka jahat kepadanya. 
  5. Selama masih teguh memegang rahasia, selama itu pulah masih terpegang kebaikan ditangan. 
  6. Carilah sahabat yang jujur. Dengan jalan demikian engkau terpelihara dari bahaya, dan dialah tempat kembali ketika datang becanda. 
  7. Jujurlah, walaupun kejujuran itu akan membunuhmu. 
  8. Jangan suka mengorek-ngorek perkara yang bukan perkaramu. 
  9. Jangan ditanyakan barang yang tidak ada. Lantaran kadang-kadang sebab ditanyakan, barang yang tidak ada jadi ada. 
  10. Jangan meminta tolong menyampaikan hajatmu, kepada orang yang tidak suka maksudmu. 
  11. Jangan berkawan dengan orang durjana, sebab berkawan dengan mereka mengajar engkau kenal pula akan kedurhakaan. 
  12. Jauhi musuhmu. 
  13. Hendaklah awas terhadap seseorang, sebelum dipercayai benar. 
  14. Tidak ada kawan yang bisa dipercayai kalau dia tidak takut kepada Allah. 
  15. Hati-hatilah mengucapkan perkataan.
  16. Rendahkan diri ketika ta'at.
  17. Teguhkan hati menjauhkan maksiat.
  18. Suatu pekerjaan darimu sendiri, kalau sulit bermusyawarahlah dengan yang takut kepada Allah. Karena, Tuhan telah berfirman, "Hamba Allah yang takut kepada Allah , hanyala orang yang berpengetahuan jua".  (Qs. Fathir: 28) .
Sekian fatwa Sayidina Umar bin Khathab tentang persahabatan, semoga Manfaat.

Selasa, 13 Oktober 2015

Doa Untuk Mbak Lya :)

12 Oktober 2015 Hari nya Mbak Lya 

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya diciptakan untukmu pasangan hidup dari jenismu sendiri supaya kamu mendapat ketenangan hati dan dijadikan-Nya kasih sayang diantara kamu. Sesungguhnya yang demikian menjadi tanda-tanda kebesaran-Nya bagi orang-orang yang berpikir”. (Ar-Ruum : 21).

Cc: Science 5 10/11-11/12
Semoga Sakinah, Mawadah, Warahmah Aamiin 
 
"Baarakallahu laka wabaraka ‘alaiyka wa jama’a baiynakuma fii khoir"
( Mudah-mudahan Allah mencurahkan keberkahan atasmu dan mudah-mudahan Dia mempersatukan kamu berdua dalam kebaikan)

Photo: Royani R.
InsyaAllah, yg lainnya segera nyusul

Minggu, 11 Oktober 2015

Septi, I remember the day we first met


Bismillahirrahmanirrahim...
Ingin aku sampaikan salam penuh cinta, dalam dekapan ukhuwa penuh rindu, untuk Septi sahabat sekaligus adiku yang telah mengajarkan banyak hal. Hari Jum’at, 09 Oktober 2015 adalah hari yang dipilih Allah, Allah panggil Septi untuk kembali menghadap-Nya. Ya memang setiap usia manusia Allah yang memegang, akupun hanya menunggu giliran.
Di usia septi yang mudah (Lahir: 04 Mei 1996) mampu mengajarkan banyak hal. Ku dengar dari banyak orang, mereka sangat kehilangan akan kepergianmu. Bahkan ada dari mereka yang tak mengenalmu secara langsung tapi ikut serta kehilangan, karena mereka banyak mendengar kebaikanmu dari orang-orang yang mengenalmu, kata mereka “…sosokmu menginspirasi”.  
 Ibnul-Mu’taz berkata: “Orang yang dekat terasa jauh karena permusuhan, sementara orang yang jauh terasa dekat karena cinta dan kasih sayang” mungkin saja mereka terbiasa akan Cinta dan Kasih sayang yang telah engkau tanamkan kepada semua orang yang melakukan pertemuan denganmu. 
Ku tulis rangkaian kata di malam ke dua setelah kepergianmu, namun kau masih ada di lubuk hati, jejak kenang senyum dan kebaikanmu masih tersimpan kuat dalam sanubari. 
 
“Mbak, Septi mau belajar dewasa…”
Justru Septi yang mengajarkan akan kedewasaan, mengajarkan akan kesabaran, mengajarkan akan kekuatan, megajarkan akan keikhlasan dan mengajarkan bahwa cepat atau lambat kita semua akan kembali kepada pemiliknya yaitu, Allah SWT.
Septi hebat, pandai menebarkan kasih sayang kepada setiap orang, lihat saja kepergianmu menyisahkan kasih sayang yang terkenang dihati setiap orang.
Sulit sekali menahan air mata ini, jujur ku merasa sangat kehilanganmu, Sep. Sudah ku coba menjadi tegar menahan deraian air mata bahkan mencoba menjadi “sok tegar”. Ku rasa ini adalah tangisan kasih sayang, tangisan cinta dalam dekapan ukhuwa yang menderai rindu. Saat air mata berlinang dan hati berduka ku hanya bisa mengucapkan doa, semoga Allah menjadikanmu bidadari penghuni surga. Insyaallah khusnul khatimah. 
“Allahummaghfirlahaa warhamhaa wa’afihaa wa’fu ‘anhaa”.  
   
Karunia Allah yang harus ku syukuri, Allah telah menghadirkan Septi dalam hidupku. Alhamdulillah syukurku untuk-Mu ya Allah. Bersama syukurku, kutuliskan sepenggal cerita kebersamaan denganmu, Septi.
 I remember the day we first met
Septi yang meneruskan peran ku menjadi dandru, saat yang lain memilih tidak mengangkat tangan, berbeda dengan Septi yang berani mengangkat tangan.
“Nanti ajarin ya mbak…”. Iya Sep, disini kita sama-sama belajar, jawabku berusaha untuk meyakinkannya.
Teman seperjuangan satu kelompok Diklatsar, satu kepengurusan dalam Tim AMK juga satu perjuangan dalam dak’wah untuk peradaban.

Galeri fotoku-Video TS

Masihku ingat moment dibalik photo ini, Sabtu pagi atau Ahad pagi adalah hari yang kita pilih untuk melakukan olahraga bersama. 


Running in black white shoes

Kita memandang birunya langit sambil menghela nafas dalam-dalam, hangat matahari ikut serta dalam kebersamaan kita, subhanallah nikmatnya karunia Allah. Kini langit telah mengabarkanku bahwa “setiap pertemuan akan ada berpisah”. Tidak selamanya hitam akan berdampingan dengan putih, begitu juga sebaliknya, Putih tidak selamanya akan berdampingan dengan Hitam karena ditempat yang lain sangat mungkin warna itu akan mampu berdampingan bersama warna lain yang lebih Indah.  

“ Bikin Photo kebersamaan kita yuh..” 

I remember the day we first me



Berawal dari pertemuan kita, lalu kita menjalin kebersamaan hinggga hadirlah persahabatan yang menanamkan kesetiaan. 

Kata Septi ini salam Kesetiaan

Kamu masih ingat?
Katamu ini namanya salam kesetiaan, klo kataku “Ini mah salam persahabatan”.
“salam kesetiaan..”  katamu sedikit memaksa. 
“klo keduanya saling menarik, akan saling menguatkan & semakin sulit dipisahkan”. 
Salam persahabatan juga benar, Seep. Karena salam ini sering dilakukan oleh kedua orang sahabat.
-  Photonya masih mbak simpan Sep, akan slalu berusaha mbak simpan.


Mengukir jejak langkah kaki

Photo ini kita maknai  “ Dalam perjalanan hidup akan ada pertemuan, lama atau singkat pertemuan bergantung pada arah dan tujuan. Semakin sama arah dan tujuan, semakin lama pertemuan”.


Perbedaan Menyatukan kita

Kataku disitu, katamu disana, seringkali kita berbeda pendapat. perbedaan itu yang menyatukan kita untuk memilih "satu" menjadi sama. 




Kita Menghadap ke arah yang sama
Akhirnya kita menghadap dan menunjuk ke arah yang sama




Kita menunjuk ke arah yang sama



Dibawah terik Matahari yang sama



Jika sudah begitu, timbullah Cinta, karena Cinta hadir dalam kesamaan dan kebersamaan. 
Make LOVE
“Mbak, kita bikin LOVE yuh..”
Septi telah menebarkan Cinta ke semua orang. Hingga semua orangpun terkesan akan Cintamu.
"Allahummaghfirlahaa warhamhaa wa’afihaa wa’fu’anhaa".


Terik matahari pagi itu begitu menghangatkan, bayang kenang dalam kebersamaan
Sampai kucingpun ingin ikut serta dalam kebersamaan kita, lihat saja ia ikut bergaya bersama bayangnya.
Ini menu buka puasa kita di Ramadhan 1436 H.
Menu ta'jil kamis sore @DT
kita menghadap nampan yang sama

Semakin berderai air mata, saat ku scrolling chat WA bersamamu. Bayang mu begitu dekat. Saat ku buka chat room seperti ada harapan notification (new message) darimu. Air mata menyadarkan ku kalo Septi sudah tidak ada, Septi sudah meninggalkanku untuk selamanya. Masih seperti mimpi rasanya, aku menyayangimu, tetapi ternyata Allah lebih sayang padamu, inilah takdir Allah. Kita hanya bersama di dunia sampai disini, secepat itu rasanya, meski Septi sudah pergi (dari Dunia), Septi tetap dihatiku selamanya.  tenang di sana ya Septi, sayang.
Semoga Allah memberikanmu tempat terindah disisi-Nya.

“Septi kepoh deh…”
“Gpp, kan bukti kasih sayang..” jawabnya sambil sedikit ngeledek.
Septi sering tanya ini itu, yang katanya “itu adalah bentuk kasih sayang”.  
Kini aku kehilangan kasih sayang itu…

(Banyak pertanyaan ini, itu darimu)
Mbak mau? Mbak Skrg lagi apa???
Mbak Lagi apa?
dah selesai terawihnya?

Kmna kbar nya mbak?? lagi apa mbak skarang? Acara apa mbak?
Aku merindukan kepoh mu, Sep. kepoh yang katamu adalah bentuk kasih sayang.


Kebiasaan ku adalah mengenalkan kawan kepada ibu, kali ini aku mengenalkan sosok baikmu kepada ibu.
“…ana photoe beli? Pengen weru raie…”
Ada photonya gak? Pengen tau wajahnya, tanya ibu waktu itu.
Saat ku perlihatkan photo kita berdua yang menjadi DP WA Septi.
“Mirip pi…” Respon ibu setelah memandangi photo kita berdua.
Nama nya adek kk ya mirip
 Ternyata, respon yang sama ketika Septi memperlihatkan photo yang sama kepada mamanya.
“Kata mama Tya juga mirip mbak, hehehe nama nya adek kk ya mirip, hehe”. Senyummu terekam begitu indah, Sep. 

 
Tentang tutorial hijab. 
“Mbak kerudungnya Rapi, Septi klo kya gt cocok gk ya mbak…?”
Make kerudung kaya gimanapun kamu cocok, Cantik. yang penting jgn ngilangin esensi sar'i nya. 
Cakep Sep, yang penting jgn ngilangin esensi sar'i


“…Mbak, Septi pgn main ke rmh mbak..”
Sempat ada rencana “Orang Indramayu main ke Aceh, Orang Aceh main ke Indramayu”.  

Nyatanya manusia hanya bisa berencana, yang berkehendak adalah Allah.
Semoga Allah kasih kesempatan kita bertemu di Indamayu dan Aceh, Syurga.  
“Allahummaghfirlahaa warhamhaa wa’afihaa wa’fu ‘anhaa”.

Miss u so much
Ada saja tema pembicaraan kita, dari yang biasa sampai yang gak biasa... yang gak biasa menjadi kenangan yang luar biasa. sering kali kita mlakukan komunikasi ringan yang didalamnya mengandung makna pembelajaran.
Apatis itu sifat yang tidak ada pada diri Septi




salah satu fungsi kawan adalah saling mengingatkan
Bukan hanya kawannya saja yang ia perhatikan, bahkan orang-orang disekitar orang yang ia kenal nya pun ikut ia perhatikan. Aku yakin Septi gak mau orang yang iya kenal menjadi "ter-je-ru-mus".


Matahari kian menyembunyikan sinarnya...
ku dengar kabarnya ia sedang sakit, satu sakit yang lain ikut merasa. seperti itu rasanya saat ku dengar kabarnya "...Septi lagi sakit".



Rinduh kian menderuh, pesan WA itu sedikit memberi penawar hati yang sedang merindu...

Aku masih ingat waktu itu, perjalanan Indramayu-Bandung dalam keadaan kaca jendela bus mengeluarkan embun, hujan sore menjadikan dingin ditambah dengan dinginnya AC mobil, membuat ku memilih untuk memalingkan pandangan dari jendelah ke arah layar hp, ku baca pesan darimu ku balas, lalu datang lagi pesan baru darimu, ku pun kembali membalas begitu seterusnya sampe tak terasa perjalanan yang terkadang sedikit membosankan menjadi sebuah perjalanan yang tak terasa membosankan.
Allah menghadirkanmu sebagai teman juga tempat ku berfikir "oh kaya gitu ya...", "oh ya bener kata septi...", "..aku gak boleh seperti itu...", masih banyak lagi pelajaran yang terkadang kita tidak mendapatkannya dari guru atau petua. Pelajaran itu alamiah dari apa yang kita lakukan dalam keseharian, bahkan dari hal yang terkadang kita kurang memperhatikannya.

Kabar yang kurang mengenakkan saat Septi ingin pulang ke Medan, malam itu adalah pertemuan terakhir kita. malam sebelum besoknya Septi pergi meninggalkan "-kisah kebersamaan".
Aku merasakan perbedaan Sep, yang waktu itu sempat membuat bertanya-tanya "kenapa jawaban Septi jadi lebih Simple?". Septi tidak memberi kabar jika tidak ditanya, ditanyapun Septi jawab seperlunya.


Siang itu perjalanan Bandung-Indramayu, berbeda dengan perjalanan yang sebelumnya. sempet aku membayangkan duduk berdampingan dengan jok bus yang sama denganmu.

 ku dengar dari umi (ibunda Septi), Septi sudah pamit mau maen ke Indramayu. "Mama, Lebaran idul adha, Tya pulang ke Indramayu ya maa". Iya boleh, ati-ati ya. baik-baik disana. umi menambahkan ceritanya..
Aku semakin terharu mendengar cerita itu.
“Allahummaghfirlahaa warhamhaa wa’afihaa wa’fu ‘anhaa”. 

Suara Hilal (Adik laki-laki Septi) pagi itu menambah hatiku semakin menderuh, sulit sekali menahan tetesan air mata.
"...Mbak Opii, Kaka Tya udah gak ada. Kakak Tya udah pergi, mbak Opi doain kakak Tya yaa..."
dengan polosnya bocah kecil itu menjelaskan kepergianmu, Sep.

Tak terasa malam kian larut, suara-suara usil tikus menyadarkanku rupanya si tikus mengabarkanku bahwa "Setiap kita akan kembali kepada pemiliknya yaitu, Allah. apakah yang sudah kau persiapkan??"

Sebelum ku menutup layar chat room WA ku bersama Septi. Rupanya ini chat terakhir kita Sep. 
Tertanggal October 2, 2015.
The last Chat...
“Allahummaghfirlahaa warhamhaa wa’afihaa wa’fu ‘anhaa”. 

Umi menguatkanku, "...sudahlah Pii berdoa saja untuk kebaikan Septi. Semoga, Septi khusnul khatimah". Terimakasih telah mengenalkan sosok umi kepadaku. aku tidak mau mengakhiri silahturahmi ini begitu saja. meski Septi tlah tiada semoga sosok Umi, Bapak dan Hilal menjadi penambah hikmah akan pertemuan kita. Selamat Jalan Septi, 
“Allahummaghfirlahaa warhamhaa wa’afihaa wa’fu ‘anhaa”. 

Aku masih menangis, namun bukan lagi bersedih karena kehilangan Septi, terlebih karena menangisi diri yang satu ini. akan seperti apakah diri ini mengakhiri hidupnya??  



 Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh  
(Q.S. Asy-Sy’araa: 83).